Gan gue sengaja ngerepost artikel ini, soalnya ane kwatir terhadap onliner(termasuk gue), sedikit info katanya menurut ilmuwan orang yang suka OL yang Chater, facebuker, ngeblogger,dll. yang slalu melotot terus alias nonstop diam di depan layar computer, ternyata membawa dampak negative ( sebenernya sih banyak yah dampak negatifnya) tapi kembali pokok persoalan judul diatas di artikel ini di jelaskan bahwa Otak Remaja Pecandu Internet Cenderung Keriput.
Penggunaan internet sudah sangat umum pada zaman sekarang. Tapi sebuah studi menemukan bahwa menggunakan internet secara berlebihan dapat merusak otak remaja yang membuat salah satu bagian otak cenderung keriput.
Para ilmuwan menemukan adanya tanda-tanda atrofi (penyusutan) pada materi abu-abu di otak remaja pengguna internet berat yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Hal ini dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi dan memori, serta kemampuan remaja untuk membuat keputusan dan tujuan yang diterapkan. Selain itu juga dapat mengurangi hambatan dan mendorong remaja melakukan perilaku yang tidak pantas.
Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan scan otak MRI dari 18 pelajar berusia 19 tahun yang menghabiskan 8 sampai 13 jam sehari untuk bermain game online,selama enam hari dalam seminggu.
Pelajar diklasifikasikan sebagai pecandu internet setelah menjawab delapan pertanyaan, termasuk apakah mereka telah mencoba untuk berhenti menggunakan internet dan apakah mereka berbohong kepada anggota keluarga tentang jumlah waktu yang mereka habiskan untuk online.
Hasil perbandingan dengan kelompok kontrol menunjukkan bahwa remaja pecandu internet mengalami kerusakan pada materi abu-abu di permukaan keriput otak (korteks), yang merupakan tempat pengolahan memori, emosi, kemampuan bahasa, penglihatan, pendengaran dan kontrol motor.
Peneliti juga menemukan adanya perubahan dalam jaringan otak yang disebut sebagai materi putih, yang melewatkan pesan antara daerah berbeda dari materi abu-abu dalam sistem saraf.
Menurut peneliti, kelainan ini dapat membuat remaja lebih bergantung pada internet dan harus menghadapi risiko mengalami IAD (internet addiction disorder).
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kecanduan internet jangka panjang akan mengakibatkan perubahan struktur otak,” jelas peneliti yang merupakan ahli saraf dan ahli radiologi di universitas dan rumah sakit di China, seperti dilansir Dailymail.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE.
Hal ini dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi dan memori, serta kemampuan remaja untuk membuat keputusan dan tujuan yang diterapkan. Selain itu juga dapat mengurangi hambatan dan mendorong remaja melakukan perilaku yang tidak pantas.
Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan scan otak MRI dari 18 pelajar berusia 19 tahun yang menghabiskan 8 sampai 13 jam sehari untuk bermain game online,selama enam hari dalam seminggu.
Pelajar diklasifikasikan sebagai pecandu internet setelah menjawab delapan pertanyaan, termasuk apakah mereka telah mencoba untuk berhenti menggunakan internet dan apakah mereka berbohong kepada anggota keluarga tentang jumlah waktu yang mereka habiskan untuk online.
Hasil perbandingan dengan kelompok kontrol menunjukkan bahwa remaja pecandu internet mengalami kerusakan pada materi abu-abu di permukaan keriput otak (korteks), yang merupakan tempat pengolahan memori, emosi, kemampuan bahasa, penglihatan, pendengaran dan kontrol motor.
Peneliti juga menemukan adanya perubahan dalam jaringan otak yang disebut sebagai materi putih, yang melewatkan pesan antara daerah berbeda dari materi abu-abu dalam sistem saraf.
Menurut peneliti, kelainan ini dapat membuat remaja lebih bergantung pada internet dan harus menghadapi risiko mengalami IAD (internet addiction disorder).
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kecanduan internet jangka panjang akan mengakibatkan perubahan struktur otak,” jelas peneliti yang merupakan ahli saraf dan ahli radiologi di universitas dan rumah sakit di China, seperti dilansir Dailymail.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE.
Sumber :
detikhealth.com
0 komentar:
Post a Comment
Hatur thank you ya Atas Kunjungannya....Anda comment saya Comment ,,anda follow saya follow, , tolong komeng ya berikan masukan, kritikan atau apalah reaksi Anda...Biar saya bisa belajar lebih banyak lagi satu masukan pun sangat berharga bagi blog ini....monggo silakan ...